192 Nyawa yang Hilang di Tembok Berlin



Tembok Berlin sudah diruntuhkan sebagai tanda rekonsiliasi dua Jerman. Ini menjadi peristiwa penting yang mengikuti berakhirnya Perang Dingin setelah rezim Uni Soviet runtuh. Kini, sebagian tembok sengaja disisakan sebagai monumen untuk mengingat masa-masa pahit saat Jerman terbelah menjadi dua wilayah.

Cerita tentang tembok Berlin ini dimulai dari tahun 1946. Satu tahun setelah Perang Dunia II berakhir, militer Uni Soviet langsung membangun penjagaan di wilayah demarkasi di sektor timur kota Berlin. Wilayah tersebut masuk dalam pengaruh Soviet. Warga dari wilayah kekuasaan Uni Soviet tidak bisa begitu saja melewati penjagaan di wilayah demarkasi untuk masuk wilayah lain.

Sebagian Tembok Berlin yang Masih Berdiri (www.asalmulane.com)
Sejak 8 Mei 1945, Berlin memang terbagi menjadi empat sektor. Di sektor barat ada tiga wilayah yang masing-masing berada dalam kekuasaan Inggris, Amerika Serikat, dan Prancis. Kemudian wilayah timur kota tersebut dikuasai Uni Soviet. Ini adalah akibat dari kekalahan Jerman pada Perang Dunia II.

Begitu perbatasan di jaga, warga dari wilayah timur harus melalui birokrasi sangat ketat untuk masuk wilayah barat. Mereka harus memiliki kartu Interzonenpass untuk bisa melintas batas. Kartu ini hanya punya masa berlaku selama 30 hari.

Setelah terpisah dalam dua zona, mulai tahun 1948, kota Berlin memiliki dua mata uang. Kemudian pada 26 Mei 1952 pemerintah Jerman Timur memutuskan untuk menutup total semua pintu perbatasan dengan Jerman Barat. Namun, saat itu sebagian angkutan umum masih bisa melintas di kedua zona.

Barulah mulai 12 Agustus 1961, Pemimpin Jerman Timur Walter Ulbricht, memerintahkan untuk membuat batas penghalang yang permanen agar wilayahnya benar-benar terpisah dari sektor barat. Mulai 15 Agustus 1961 kemudian Tembok Berlin dibangun untuk memisahkan Jerman Barat dengan Jerman Timur.

Menurut Berlin Wall Online, tembok ini dibangun sepanjang 155 km dengan tinggi 3,6 meter. Tembok ini terbangun dari beton semen yang sangat kuat. Selain dilengkapi 20 bunker, Tembok Berlin juga memiliki 302 gardu pengawas untuk memastikan tidak ada warga Berlin timur yang melintas ke Berlin barat. Tapi benarkah tembok ini menghentikan niat warga untuk melintas batas?

Ternyata tidak. Warga dari Berlin timur tetap berusaha menyeberang ke Jerman Barat untuk memburu kesejahteraan. Saat itu, situasi ekonomi di Jerman Barat jauh lebih stabil dibanding Jerman Timur. Pertaruhan untuk melintas Tembok Berlin saat itu sangatlah besar. Petugas keamanan Jerman Timur akan langsung menembak siapa saja yang melewati tembok tersebut. 

Gunter Litwin menjadi korban pertama pembatasan ini. Dia ditembak mati pada 24 Agustus 1961 saat berusaha melarikan diri ke Jerman Barat dengan melintas tembok. Setelah Gunter tewas, minat warga Jerman Timur untuk melintas ke Jerman Barat tidak surut. Setelah itu banyak korban lain yang berjatuhan karena ditembak tentara Jerman Timur.

Begitu Perang Dingin mereda, keberadaan Tembok Berlin kemudian dipertanyakan. Pada 12 Juni 1987, Presiden Amerika, Ronald Reagan mengunjungi Berlin. Dia mengingatkan pemimpin Uni Soviet, Mikhail Gorbachev untuk meruntuhkan tembok Berlin. Permintaan ini pun terus bergulir. Pada 10 September 1989 pemerintah Hongaria membuka perbatasannya untuk para pengungsi dari Jerman Timur.

Puncak dari guliran wacana untuk meruntuhkan Tembok Berlin terjadi pada 9 November 1989. Hingga pintu perbatasan dibuka, sebanyak 190 orang dilaporkan mati ditembak karena berusaha melarikan diri dari Jerman Timur dengan melintas Tembok Berlin. Mulai saat itu semua pintu dibuka dan warga bebas untuk melintas batas.

Ini menjadi langkah awal untuk  terjadinya penyatuan (reunifikasi) Jerman pada 3 Oktober 1990. Sejak 9 November 1989, proses untuk meruntuhkan Tembok Berlin pun berlangsung.  Saat ini, sebagian tembok dibiarkan berdiri untuk menjadi monument. Garis yang menjadi bekas bedirinya tembok pun dibiarkan membekas membelah kota Berlin.

Di Jerman, bekas-bekas Tembok Berlin menjadi tujuan wisata yang menarik minat para turis dari berbagai penjuru dunia. Salah satu pintu perbatasan yang masih berdiri dan dilestarikan bernama Checkpoint Charlie. Di dekat checkpoint ini tertempel banyak tulisan yang berisi berbagai informasi tentang Tembok Berlin.

0 Response to "192 Nyawa yang Hilang di Tembok Berlin"

Posting Komentar